Hacker By Luckkystop

Code of etics

Penerjemahan sebagai profesi memiliki landasan etika yang umumnya diartikan sebagai kewajiban untuk mempertahankan makna asli teks sumber. Namun, dalam kenyataannya, penerjemah seringkali dihadapkan pada dilema etika yang kompleks. Konsep etika penerjemahan tidak hanya terbatas pada kesetiaan terhadap teks, tetapi juga melibatkan pertimbangan moral, keyakinan pribadi, dan tanggung jawab sosial.

Dalam praktiknya, penerjemah sering diminta untuk “menyimpangkan” makna teks agar sesuai dengan kepentingan pengguna, seperti dalam kasus penyaduran untuk televisi, buku anak-anak, atau kampanye periklanan. Ini menimbulkan pertanyaan etis, terutama saat etika profesional bertentangan dengan keyakinan pribadi penerjemah. Sebagai contoh, bagaimana penerjemah menangani teks yang dianggap tidak sopan atau seksis? Bagaimana mereka mempertahankan etika pribadi sambil memenuhi tuntutan klien?

Pandangan eksternal terhadap penerjemahan sering mengabaikan aspek manusiawi dari profesi ini. Penerjemah bukan hanya mesin yang mentransfer kata-kata, tetapi individu dengan pendapat, keyakinan, dan perasaan. Penerjemah yang terus-menerus diminta menerjemahkan teks yang tidak disukai dapat mengalami tekanan psikologis yang signifikan. Mereka ingin merasa bangga dengan pekerjaan mereka, tetapi konflik antara etika profesi dan pribadi dapat membuatnya sulit untuk mencapai hal tersebut.

Beberapa penerjemah, seperti yang diungkapkan oleh seorang penerjemah feminis terkenal, memilih untuk mengecualikan diri dari menerjemahkan karya-karya tertentu yang tidak sejalan dengan nilai dan keyakinan mereka. Mereka mungkin bahkan berusaha mengubah pandangan diskriminatif dalam teks, dengan persetujuan pengarang, demi menciptakan terjemahan yang lebih inklusif.

Pentingnya etika internal penerjemah menjadi semakin jelas. Meskipun kebanyakan penerjemah tidak bermaksud merugikan pemesan terjemahan, mereka juga tidak ingin merasa seperti mesin tanpa daya. Konflik antara etika personal dan tuntutan klien dapat membawa penerjemah pada pertanyaan sulit tentang bagaimana mencapai keseimbangan yang tepat.

BTS Translator mengajak semua penerjemah, baik yang bekerja di perusahaan jasa penerjemah maupun secara individu, untuk menjaga etika dan prinsip moral sebagai kebanggaan profesi. Dengan mempertimbangkan dilema etika secara terbuka, penerjemah dapat menciptakan terjemahan yang tidak hanya akurat secara linguistik tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam. Etika penerjemahan yang kuat akan menjadi warisan yang kita berikan kepada generasi mendatang, menciptakan gambaran penuh kebanggaan terhadap profesi ini.

Article Terbaru

Share This Article

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *